Jumat, 17 Oktober 2008

Kiat Mengajukan Modal ke Bank

Anda butuh modal dan harus pinjam ke bank? Sebelum berurusan dengan bank, ada baiknya Anda perhatikan hal-hal berikut ini. Pertama-tama tentukan dulu kebutuhan Anda. Kebutuhan apa yang anda inginkan untuk dibiayai bank.
Jika anda bedrstatus karyawan dan butuh uang untuk membeli rumah, kendaraan bernotor dan sebagainya lewt bank, tidaklah terlalu sulit. Sedangkan jika Anda seorang profesional dan pengusaha, syarat yang diajukan bank lebih kompleks.
Apabila yang Anda perlukan adalah suntikan untuk perputaran modal, misalnya untuk mengurangi utang dagang sehingga harga yang di dapat lebih murah, atau untuk memperbanyak inventori/persediaan barang barang, maka Anda harus mengajukanm kredit modal kerja, seperti rekening koran, kredit akseptasi dan sebagainya.
Sementara bila yang Anda butuhkan adalah pembayaran fixed asset seperti mesin, kendaraan, bangunan ruko, gudang dan lain-lain, Anda harus mengajukan kredit investasi.
Hal lain yang harus di perhatikan estimasikan kemampuan pembayaran (payback) Anda. Dari laporan keuangan atau gaji/pendatan yang Anda peroleh setiap bulannya, ambil titik aman bahwa besarnya kewajiban pembayaran tidak lebih besar dari 30 % penpatan bersihj Anda (DBR umum setiap bank adlah 30%-#%% dari total pendapatan).
Periksa pemenuhan syarat administrasi Anda. Apabila Anda karyawan, pastikan Anda telah bekerja di perusahaan Anda lebih dari Dua tahun masekipun ada juga bank yang menerapkan lebih dari itu.
Perhatikan data dan fisik jaminan Anda. Untuk dokumen pastikan sertifikat yang absah dan berlaku. Untuk SHGB pastikan jangka waktu berlakunya masih lama minimal tidak lebih dari jangka waktu kredit yang akan diajukan.
Pastikan Anda tidak memiliki cacat perbakan pada tahun berjalan. Saat Anda mengajukan kredit, bank memiliki jaringan data yang online di bawah jaringan server Bank Indonesia.
Yang tidak kalah penting, siapkan rekening tabungan atau giro yang mencerminkan pendapatan Anda, terutama sekali untuk first impressian bagi pihak bank. Bank akan lebih melihat data rekening Anda di banding data laporan keuangan atau gaji yang umumnya dapat direkyasa.
Apabila Anda sebagai pengusaha mengatakan bahwa omzet Anda per bulan Rp 100 juta, maka bank akan meminta keluar masuknya uang dalam rekening Anda minimal 80& dari jumlah omzet Anda. Bank akan melihat ke jumlah transaksi per bulannya, bukan saldonya.

Tidak ada komentar: